Memburu teroris di Jateng Rumah perawatan Noordin itu sudah kosong

Kamis, 13 Agustus 2009

PERBURUAN gembong teroris Noordin M Top terus dilakukan polisi. Beberapa daerah di Jateng yang diduga menjadi tempat tinggal Noordin juga terus diawasi. Densus 88, Jumat (24/7) giliran ngosek sebuah rumah di Dukuh Gedangan, Boja, Kabupaten Kendal, yang diduga juga pernah didiami Noordin. Rumah yang didatangi Densus 88 di Kendal adalah rumah Maruto, yang sudah kosong sejak tiga tahun lalu. Maruto disebut-sebut sebagai kaki tangan Noordin M Top. Bahkan ada informasi Noordin pernah dirawat istri Maruto, Sri Utami yang berprofesi sebagai dokter. 


Data yang dihimpun Wawasan menyebutkan, sejak tiga tahun silam, rumah perawatan Noordin tersebut sudah dikosongkan. Para tetangga tidak ada yang tahu kemana perginya pasangan suami istri itu. Rumah istri Maruto ini baru dikontrakkan tiga bulan lalu. Sejak terjadinya teror bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriott keberadaan Maruto kembali menjadi target aparat Densus 88.

Seorang tetangga Maruto, Miskam (56) mengatakan, saat berada di Boja, Maruto dan keluarganya termasuk tertutup kepada para tetangga. Mereka katanya jarang bergaul dan keluar rumah. Dia hanya ketemu Maruto saat akan salat ke musala terdekat. Meski demikian, Maruto dikenal supel dan baik, bahkan tidak pernah absen kerja bakti. ”Namun sejak tiga tahun lalu rumah ini kosong ditinggal penghuninya,” ujar Miskam.

Miskan menggambarkan Maruto sebagai sosok yang penuh misteri. Perawakannya kecil dengan tinggi sekitar 155 cm. Hasil pernikahannya dengan Sri Utami, Maruto dikaruniai seorang putri berusia sekitar 5 tahun. Karena jarang bergaul dengan para tetangga dia mengaku tidak tahu apa pekerjaannya. Namun warga setempat mengenal istrinya Maruto adalah seorang dokter dan membuka praktik di rumahnya. "Kalau pekerjaan aslinya kita tidak tahu karena orangnya tidak terbuka.

Tatangga tahunya dia menjual kaset di pasar," jelasnya. Tetangga depan rumah Maruto bernama Indah mengaku istri Maruto asli orang Boja sementara Maruto warga Pakis, Klaten. Tempat praktik dokter Utami sempat laris karena biaya berobat saat itu hanya sekitar Rp 3.000 untuk sekali periksa. Padahal di tempat lain biaya berobat ke dokter mencapai Rp 10.000.

Indah mengaku tidak terlalu ingat kapan terakhir melihat Maruto dan istrinya. Dia hanya memperkirakan pasangan suami istri ini meninggalkan rumahnya tiga tahun silam. Informasi yang dia dengar, istrinya pindah kerja di daerah Pemalang. Sejak saat itu, rumah yang terbuat dari batu bata ini dibiarkan kosong. "Baru tiga bulan terakhir ini rumah tersebut dikontrak pedagang kain di Pasar Boja," tambahnya.

Sidak
Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmojo didampingi sejumlah petinggi Polda Jateng dan Kapolwil Kombes Edward Syah Pernong, kemarin turun langsung melakukan sidak ke Mapolsek Boja dan Patean.

Saat ditanya tentang adanya informasi Maruto sudah ditangkap Densus 88 di sekitar wilayah Ngebruk, Kecamatan Patean, Kapolda menegaskan kedatangannya ke Polsek Boja tidak ada hubungannya dengan kasus terorisme. Namun hanya untuk memberi semangat kepada anggotanya agar tetap waspada. "Kita hanya sekadar memberi semangat kepada anggota yang bertugas di lapangan. Tidak ada hubungannya dengan penangkapan pelaku terorisme di sini," ujar Kapolda.

Kapolda mengaku sudah berkeliling ke polsek-polsek di Jateng. Bahkan pihaknya juga sudah mengumpulkan kades-kades di beberapa wilayah. Tujuannya untuk memberikan informasi sekaligus meningkatkan kewaspadaan kepada warga baru yang datang ke wilayah mereka. Kepada Para wartawan Kapolda menegaskan sejak terjadinya teror bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriot Jumat (17/7), Polda Jateng meningkatkan pengamanan. Beberapa saat di Mapolsek Boja Kapolda dan rombongan langsung menuju Patean. Mar-yan

0 komentar: